Minggu, 26 Desember 2010

SEJARAH GUNUNG API

SEJARAH GUNUNGAPI
Sejarah perkembangan pengetahuan kegunungapian bermula dari pengertian manusia terhadap gejala tersebut meskipun terbatas dalam tingkatan yang sangat sederhana dan bersifat animistic. Peradaban tentang pengetahuan gunungapi berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunungapi. Itu ditandai dengan adanya penemuan fosil tulang-tulang manusia purba yang ditemukan di Afrika dan Indonesia. Sebagai contoh banyak ditemukan kerangka manusia di kota Pompeii dan Herculanum yang terkubur oleh endapan akibat letusan Vesuvius pada 79 Masehi. Bangsa Poline beranggapan bahwa kegiatan gunungapi berada dibawah tangan kekuasaan Dewa Pele. Sedangkan Legenda orang Indian di Oregeon Amerika Serikat mengisahkan adanya konflik antara dewa api yang bermukim di Mount Mazama dengan dewa salju yang bertempat di Mount Shata. Pertempuran keduanya menyebabkan hancurnya MountMazama, dan membentuk apa yang sekarang yang disebut Creater Lake. Cerita Senada juga ditemukan dalam kisah atau legenda orang Yunani dan Romawi kuno. Penalaran ilmiah tentang gunung api mungkin dimulai oleh Empedocles (492 – 432), Dimana ia mulai merintis kegunungapian secara jelas. Didekat puncak Mount Etna ia menghabiskan waktunya selama beberapa tahun untuk mengamati dan meyakini bahwa di perut bumi terdapat larutan panas pembentuk gunungapi. Setelah Empedocles, muncul beberapa pengamat seperti Strabo (1600), Martin Lister(1638-1711), Charles Lyell dan Scrope.
Pada tahun 1827, Scroplah yang meletakan dasar pengertian Vulkanologi modern. Didalam teorinya, Scrope berpendapat bahwa kegiatan vulkanik adalah arti dan fungsi gas yang terkandung dalam magma. Dan baru beberapa dekade kemudian, Vulkanologiwan Frank A. Perret mendukung pendapat Scrope, dimana Perret berpendapat bahwa adalah gas adalah agen aktif atau motor penggerak magma. Sejak itu penelitian kegunungapian mengalami perkembangan pesat, dimana banyak muncul peneliti-peniliti baru. Perkembangan ilmu gunung api abad 20 dirintis oleh Thomas A. Jaggar, seorang profesor Geologi dari Masschusset Institute of Technology (MIT), dan Frank A. Perret, seorang insnyur listrik sahabat T.A. Edison. Dan sejarah ilmu gunung apitidak pernah terpisah dari sejarah kegiatan pengamatan. Pusat pun mulai didirikan dimana-mana, seperti di Hawaii(Hawaiian Vulcano Observatory) dan negara-negara lain pun mulai banyak mendirikan pusat-pusat pengamatan gunungapi.

TEKTONIK DAN VULKANISME
Berbagai proses geologi, secara fisis maupun kimiawi, antara lain bermula dari adanya  gangguan kesetimbangan sistem yang selanjutnya akan mengarah pada pemulihan kesetimbangan baru. Adanya gangguan kesetimbangan sistem dan beberapa kejadian yang diakibatkannya akan membentuk hubungan yang timbal balik cdan saling pengaruh mempengaruhi. Kesetimbangan sistem isostatik, kesetimbangan gaya tarik bumi, kesetimbangan panas bumi dan lain sebagainya merupakan beberapa contoh kesetimbangan geologi. Kesetimbangan isostatik akan tercapai apabila massa batuan di atas permukaan bidang kompensasi telah sama dan normal,sehingga tidak ada penyimpangan regional. Kesetimbangan yang mempengaruhi magma anatar lain kesetimbangan termal, kesetimbangan hidrostatik, kesetimbangan termodinamika, kesetimbangan fisika, kimia dan lainya. Selama dapur magma belum membeku maka senantiasa akan terjadi gangguan kesetimbangan, misal berupa hilangnya panas, pembentukan kristal, naiknya tekanan gas dan uap, pergerakan magma, letusan dan lain sebagainya. Sistem hidrostatik dikatakan setimbang apabila berta jenis magma membesar ke arah dalam. Suatu penyimpangan terhadap berat jenis, biarpun kecil. Gangguan kesetimbangan pada magma yang berada dibawah permukaan bumi anatara lain akan menyebabkan terjadinya arus terputar yang segera diikuti proses lanjutan berupa pembentukan cekungan (geosinklin), tegangan pada kerak benua yang berakhir dengan pembentukan lurah, retakan dan sesar, orogenesa, tektogenesa dan gejala penerobosan magma ke permukaan bumi.
Sehingga jelaslah bahwa tektonik dan vulkanisme merupakan ekspresi gaya-gaya dalam bumi yang dihuibungkan dengan proses pengalihan tenaga ke permukaan. Sementara tektonik merupakan manisfestasi gejala aspek mekanik yang ditimbulkan ; maka vulkanisme adalah manisfestasi aspek kimiawi dari proses pemindahan tenaga tersebut.


Ada tiga lingkungan gunungapi yang dapat dibedakan dengan jelas :
1.      Lingkungan tipe busur kepulauan (typical island-arc environment), dimana gunungapi terdapat di bagian puncak punggungan pegunungan yang membusur. Magma basalan dari bagian atas selubung bumi yang terletak dibawah suatu punggungan akan naik sepanjang rekahan yang memotong lapisan granit. Dan sewaktu magma menerobos lapisan tersebut akan terjadi perubahan komposisi, disamping proses diferensiasinya sendiri berjalan tanpa halangan berarti. Di permukaan akan terbentuk gunungapi andesitan.
2.      Lingkungan tipe samudra (typical ocean environment), di mana gunungapi muncul dan tersebar berderet di sepanjang puncak punggungan yang mempunyai sistem reakahan pada kerak samodranya. Melalui rekahan yang memotong lapisan basalan, magma primer yang basa bergenerasi ke atas dari asalnya yaitu selubung bumi yang berada di bawah punggungan tersebut. Dan karena hampir tidak menjumpai lapisan granitan, maka magma yang berdiferensiasi selama perjalanannya ke atas tidak mengalami perubahan yang bersifat basalan.
3.      Lingkungan tipe benua (typical continental envoronment), di mana pada  jalur pegunungan  yang tak stabil terdapat  lapisan kerak granitan yang tebal. Magma yang bergenerasi dekat dengan dasar akar p[egunungan, kemudian naik secara perlahan melalui rekahan pada kerak granitan dan muncul di permukaan sebagai gunungapi andesitan dan riolitan.


Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Material yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung. Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi yang berkisar antara 500°C-1200°C dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya.
Morfologi gunungapi, terdiri atas :
  1. Kawah adalah bentuk morfologi negatif atau depresi akibat kegiatan suatu gunungapi, bentuknya relatif bundar;
  2. Kerucut merupakan bentukan umum yang dijumpai pada gunung api piroklastik an berlapis.Bentukan kerucut yang dibangun oleh bahan lepas gunung api dapat berupa kerucut batu apaung yang tersususn oleh batu apung,kerucut scoria yang tersusun oleh scorea dan kerucut silinder yang menumpak pada kumpulan silinder dan bahan skorean
  3. Maar merupakan bentukan negatif pada Gunungapi yang disebabkan adanya letusan freatomagmatik yang membentuk suatu danau. Biasanya terjadi pada tipe gunung api atau piroklastik.
  4. Kubah,biasnya dijumpai pada tipe gunung api lava.Kubah lava merupakan bentukan dari lelehan lava kental yang keluar melaui celah dan dibatasi oleh sisi curam di sekelilingnya
  5. Kaldera, bentuk morfologinya seperti kawah tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km. Kaldera terdiri atas : kaldera letusan, terjadi akibat letusan besar yang melontarkan sebagian besar tubuhnya; kaldera runtuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunungapi akibat pengeluaran material yang sangat banyak dari dapur magma; kaldera resurgent, terjadi akibat runtuhnya
H.William membagi kaldera menjadi beberapa jenis berdasarkan proses pembentukannya yaitu :
a. Kaldera letusan,disebabkan gunung api yang kuat dan menghancurkan bagian puncak kerucut dan menyemburkan massa dalam jumlah besar
b.Kaldea runtuhan, yang terbentuk karrena adanya letusan yang berjalan   cepat memuntahkan batu apung dalam jumlah besar
c.Kaldera erosi disebabkan erosi pada bagian puncak
d.Kaldera resurgent,terbentuk karena danya bongkah lekukan di bagian  tengah     kaldera yang teraangkat oleh magma yang bergerak naik ke atas



PROSES TERBENTUKNYA GUNUNG API
1.    Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunung api tengah samudra.




Seaflorr Spreading



2.    Tumbukan antar, dimana kerak samudra menunjam dibawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi pelebuaran dan batuan.


3.   Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang  rekahan.
4.   Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai.



Salam.





Tidak ada komentar: